Selain lilin
malam dan pewarna kain, salah satu bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pembuatan
kain batik yaitu kain mori. Dalam kegiatan belajar membatik, terdapat dua jenis
kain mori yang dapat digunakan yaitu berupa mori dari serat alami dan mori dari
serat sintetis. Kain mori dari serat alami diambil sutera, wol dan kapas
(katun) sedangkan mori dari serat sintetis dibuat dari bahan seperti polyester,
nilon dan material lainnya yang tidak memiliki afinitas (daya serap) terhadap
zat warna alam. Dibandingkan bahan dari serat kapas, kain mori sutra yang
digunakan pada belajar membatik rata-rata memiliki daya afinitas paling bagus.
Kendala terbesar yang dihadapi dalam belajar membatik menggunakan zat warna
alam adalah terbatasnya jumlah variasi warna dan ketersediaan bahannya yang
tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan
larutan pewarna mori. Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis
penggunaannya untuk belajar membatik. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat
warna alam yang digunakan untuk belajar membatik rupanya memiliki potensi pasar
yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia yang memiliki
karakteristik unik, etnik dan eksklusif.